KONTRIBUSI GRAB DALAM MENINGKATKAN
PEREKONOMIAN NASIONAL
Grab merupakan salah satu platform yang paling sering
digunakan di Asia Tenggara. Grab menyediakan layanan
kebutuhan sehari-hari bagi para pelanggan termasuk perjalanan, pesan antar
makanan, pengiriman barang serta pembayaran menggunakan dompet digital. Saat
ini layanan grab tersedia dibeberapa negara di Asia Tenggara diantarannya Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar,
dan Kamboja.
Grab saat ini telah menyandang status sebagai startup
"decacorn" yaitu sebutan untuk startup yang memiliki valuasi perusahaan
sebesar US$10 miliar.
Dampak ekonomi digital yang positif adalah komitmen Grab for
Good yang diperkenalkan Grab pada September 2019. Grab ingin memberdayakan
lebih banyak masyarakat Asia Tenggara untuk menjangkau sejumlah akses krusial
ke teknologi, peningkatan keterampilan, dan layanan digital yang bagi sebagian
orang merupakan kesempatan pertama kalinya. Hal ini akan mendorong mereka untuk
menjadi bagian dari ekonomi digital yang tengah tumbuh dengan pesat dan
memberikan mereka lebih banyak pilihan serta kesempatan untuk memiliki
kehidupan yang lebih baik.
Riset pertama yang dilakukan pada periode November - Desember
2018 oleh CSIS dan Tenggara Strategics menghitung kontribusi kehadiran Grab
bagi masyarakat yang berperan sebagai produsen atau penyedia jasa ekonomi
digital. Dalam konteks ekosistem Grab, mereka adalah mitra pengemudi GrabCar,
GrabBike, merchant (restoran, kafe, atau warung) GrabFood, dan agen GrabKios yang
sebelumnya bernama Kudo. Dari survei yang dilakukan di lima kota besar di
Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan, dapat
diestimasi kehadiran Grab telah memberi kontribusi kepada ekonomi nasional itu
didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan tenaga kerja.
Dari data terlihat bahwa 32 persen mitra GrabBike dan 24
persen mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap. Dengan
menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300.000 pengemudi dan 40.000 agen
GrabKios individual yang sebelumnya menganggur, diperkirakan input ekonomi Grab
mencapai Rp 16,4 triliun pada 2018. Khusus di kota Surabaya, seperti yang juga
disebut dalam pembuka tulisan ini, data menunjukkan Grab berkontribusi sebesar
Rp 8,9 triliun pada 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh mitra GrabFood
sejumlah Rp 4,2 triliun, diikuti GrabBike sebesar Rp 3,5 triliun, GrabCar
senilai Rp 1,1 triliun, GrabKios individual dan toko sebesar Rp 49 miliar.
Sementara, pendapatan mitra pengemudi GrabBike meningkat sebesar 144 persen dan
GrabCar sebesar 114 persen. Juga, penjualan mingguan mitra merchant GrabFood
meningkat sebesar 34 persen. Selain meningkatkan pendapatan para mitra, Grab
juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja. Ada 38 persen mitra
pengemudi GrabBike, 40 persen agen individual GrabKios, serta 35 persen mitra
pengemudi GrabCar yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan, kini dapat
memperoleh penghasilan setelah bermitra dengan Grab.
Adapun peningkatan kesejahteraan masyarakat dari sisi
konsumen yang diteliti dalam studi tersebut, berupa surplus konsumen yang
dirasakan oleh konsumen GrabBike dan GrabCar di wilayah
Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekais (Jabodetabek). Surplus konsumen adalah
manfaat yang diperoleh konsumen dari membeli barang atau jasa pada harga yang
lebih rendah dari harga maksimal yang sebenarnya rela mereka bayar.
Komentar
Posting Komentar